Selamat Datang ...!!!

Berhubung banyak yang kesulitan mencari file materi Muatan Lokal bahasa sasak,maka admin mencoba berbagi ... 

Berikut file selabus dan buku paket Muatan Lokal bahasa sasak yang bisa anda unduh melalui link di bawah ini :

Buku Muatan Lokal bahasa sasak :

1. Kelas 4

2. Kelas 5

3. Kelas 6

Silabus Muatan Lokal bahasa sasak :

1. Kelas 1

2. Kelas 2

3. Kelas 3

4. Kelas 4

5. Kelas 5

6. Kelas 6


Mulai tahun 2019 lalu, pemerintah mulai mengenalkan tipe soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) ke dalam materi UTBK SBMPTN. Soal HOTS adalah soal yang membutuhkan kemampuan analisis tinggi untuk menjawabnya. Soal-soal yang HOTS merupakan salah satu cara untuk melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi. Diharapkan, hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan dapat membekali siswa untuk memiliki keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dibutuhkan yang pada abad ke-21.Keterampilan abad 21 dibagi menjadi 3 kategori yaitu learning skills, literacy skills, dan life skills.

Learning skills terdiri dari critical thinking, creativity, collaboration, dan communication (The Four C's). Literacy skills meliputi information literacy, media literacy, dan technology literacy. Dan life skills yang mencakup 5 kemampuan, yaitu: flexibility, leadership, initiative, productivity, dan social skills. Soal-soal HOTS dalam penilaian hasil belajar sangat penting untuk mengasah kemampuan dan keterampilan siswa sesuai dengan tuntutan kompetensi abad ke-21 di atas.

Pengertian HOTS

Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson and Krathwohl menyatakan bahwa high order thinking skills adalah kemampuan berpikir pada tingkat yang lebih tinggi yang melibatkan kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Tidak sekedar menghafal atau merujuk saja. 

Apa itu soal HOTS? Seperti namanya, soal HOTS adalah soal-soal yang mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi sesuai dengan levelnya. Soal HOTS dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS disusun sedemikian rupa untuk mengukur kemampuan: mentransfer satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan menelaah ide dan informasi secara kritis.

Salah besar jika soal HOTS diidentikkan dengan soal-soal yang sulit. Bisa jadi soal HOTS menjadi sulit bagi siswa karena dalam pembelajaran siswa-siswa tidak dibiasakan untuk berpikir tingkat tinggi. Siswa yang hanya dibiasakan untuk melihat sesuatu atau mengerjakan soal yang jawabannya sudah ada tanpa melalui proses pemikiran lebih lanjut, tentu akan kesulitan jika tiba-tiba diberikan soal HOTS. Siswa akan sukses mengerjakan soal-soal HOTS jika sudah terbiasa berpikir secara HOTS selama proses pembelajaran.

Karakteristik & Indikator Soal HOTS

Sebuah Soal dikategorikan sebagai soal HOTS harus memiliki 3 karakteristik berikut ini:

1. Dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi.

2. memiliki basis permasalahan kontekstual.

3. Menggunakan bentuk soal beragam.

Indikator dalam soal HOTS meliputi tiga indikator yaitu menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi(C6).

Level Menganalisis (C4)

Pada level menganalisis, siswa akan lebih ditekankan pada bagaimana berpikir kritis secara operasional. menganalisis terdiri dari kemampuan atau keterampilan membedakan (differentiating), mengorganisasikan(organizing), dan menghubungkan(attributing). Kata Kerja Operasional yang biasa digunakan adalah membandingkan,mengkritisi mengurutkan, membedakan, dan menentukan.

Level Mengevaluasi (C5)

Mengevaluasi berarti membuat keputusan berdasarkan kriteria yang standar, seperti mengecek dan mengkritik. Kata Kerja Operasional yang digunakan adalah mengevaluasi, memilih/menyeleksi, menilai,menyanggah, dan memberikan pendapat.

Level Mengkreasi (C6)

Soal pada level C6 menuntut kemampuan siswa untuk merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah. Kata Kerja Operasional yang digunakan adalah memperjelas, menafsirkan, memprediksi.

Cara Membuat Soal HOTS

Penyusunan soal HOTS tidak boleh sembarangan. Cara membuat soal HOTS harus mengikuti langkah-langkah berikut ini:

 1. Menganalisis Kompetensi Dasar yang dapat dibuat soal-soal HOTS

Pertama-tama, Guru harus memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. Guru dapat melakukan langkah ini secara mandiri atau melalui forum MGMP. Terkadang tidak semua KD dapat dibuatkan soal yang bersifat HOTS. Oleh karena itu, kejelian dan ketelitian sangat diperlukan.

2. Menyusun kisi-kisi soal

Kisi-kisi soal-soal HOTS memiliki tujuan untuk membantu Guru dalam menulis butir soal. Kisi-kisi soal HOTS penting untuk membantu dan mengarahkan guru dalam memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, merumuskan indikator soal, dan menentukan level kognitif.

3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual

Contoh soal HOTS yang sudah sering Guru lihat pasti memiliki stimulus. Stimulus yang digunakan dalam penyusunan soal HOTS harus menarik dan kontekstual. Stimulus yang menarik akan membuat siswa mau membaca stimulus dengan seksama. Sedangkan kontekstual berarti sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal

Penulisan butir-butir pertanyaan harus sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS sedikit berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada aspek materi saja. Sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasanya relatif sama.

5. Membuat rubrik

Dalam setiap butir pertanyaan HOTS yang ditulis harus dilengkapi dengan rubrik atau pedoman penskoran. Rubrik dibuat untuk soal HOTS dalam bentuk uraian. Sedangkan soal HOTS yang berbentuk pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat, Guru harus menuliskan kunci jawaban.

Taksonomi Bloom dan Revisinya

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali dibuat oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

1.      Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

2.      Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3.      Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.

Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hierarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.

Berikut ini adalah kata kerja operasional menurut teori Bloom








download Kata kerja Operasional Taksonomi Bloom revisi disini



SOAL PILIHAN GANDA

Berikut Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda :
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Pilihan Jawaban harus homogen dan logis
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar

Konstruksi Soal

4. Pokok soal harus dirumuskan Secara jelas dan tegas
5. Rumusan pokok soal dan pilihan Jawaban harus merupakan pernyataan Yang diperlukan saja
6. Pokok soal jangan memberi petunjuk Ke arah jawaban yang benar
7. Pokok soal  jangan  mengandung Pernyataan yang bersifat negatif Ganda
8. Panjang rumusan pilihan jawaban Harus relatif sama
9. Pilihan jawaban jangan mengandung Pernyataan, "semua pilihan jawaban di Atas salah", atau "semua pilihan Jawaban di atas benar"
10. Pilihan  jawaban  yang  berbentuk Angka harus disusun berdasarkan Urutan besar kecilnya nilai angka Tersebut
11. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan Sejenisnya  yang terdapat pada soal Harus jelas dan berfungsi
12. Butir materi soal jangan bergantung Pada jawaban soal sebelumnya


Penjelasan :
1.Soal harus sesuai dengan indikator
    contoh :
        Indikator :siswa dapat menentukan objek kalimat 
    Ayah sedang membaca majalah di ruang depan.
    Jenis kata objek kalimat di atas adalah ....
    a.  kata keterangan
    b.  kata benda
    c.  kata sifat
    d.  kata kerja

2. Pilihan Jawaban harus homogen dan logis
    contoh :
    Sebuah pensil dimasukkan ke dalam gelas berisi air maka pensil terlihat patah seperti gambar. Hal ini     terjadi karena adanya peristiwa ….
    a. pembiasan cahaya
    b. perambatan cahaya
    c. penguraian cahaya
    d. penguapan air

3.Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
    contoh :
    Hati yang bersih mempunyai arti ....
    a. selalu bergembira
    b. percaya diri sendiri
    c. tidak ada niat jahat
    d. memelihara kejujuran          
        Kunci: C dan D

    Untuk Lebih lengkapnya silahkan download file di akhir postingan ini

SOAL URAIAN

Pengertian:
Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis.
KEUNGGULAN
1. Dapat mengukur kemampuan siswa dalam hal mengorganisasikan pikiran, mengemukakan pendapat, dan mengekspresikan gagasan-gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat siswa sendiri.
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyatakan gagasan/pendapat.
3. Penyusunan tes lebih mudah.
4. Faktor menebak jawaban dapat dikurangi.
KETERBATASAN
1. Jumlah materi yang ditanyakan terbatas.
2. Waktu penskoran lama.
3. Penskoran hanya dapat dilakukan oleh orang yang menguasai bidang studi tersebut.
4. Penskoran relatif subjektif 
5. Reliabilitas relatif lebih rendah daripada bentuk soal Pilihan Ganda

KAIDAH PENULISAN SOAL  URAIAN
 Soal yang dibuat harus sesuai dengan indikator yang ada dalam kisi-kisi.
 Batasan jawaban atau ruang lingkup yang akan diukur harus jelas
 Rumusan soal atau pertanyaan hendaknya menggunakan kata tanya yang menuntut jawaban uraian,  misalnya : mengapa, jelaskan, uraikan, dan sebagainya
 Rumusan kalimat soal hendaknya komunikatif. HIndari kata/istilah/kalimat yang dapat menimbulkan tafsiran ganda.
 Hal-hal yang menyertai soal, seperti tabel, diagram, gambar dan sejenisnya harus disajikan secara jelas dan berfungsi.
 Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
 Butir soal dilengkapi dengan kunci jawaban atau kriteria jawaban serta pedoman pensekorannya, segera setelah butir soal ditulis

PEDOMAN PENSKORAN
 Kerangka pemberian skor yang disusun penulis soal  segera setelah soal ditulis, sebagai arahan untuk melakukan penskoran
 Berisi kriteria atau kemungkinan jawaban  benar  atau kata-kata kunci, serta besar skor untuk setiap kunci

Penentuan bobot soal
Didasarkan pada tingkat kerumitan atau kompleksitas jawaban yang dituntut oleh soal

Untuk lebih jelas silahkan download  filenya disini

 

Selamat datang di Blog , Kali ini admin akan membagikan kumpulan buku Guru dan Siswa Kurikulum Merdeka, Ada beberapa buku yang belum terbit oleh karena itu terus update artikel di blog ini.
admin tidak perlu panjang lebar menjelaskan ,langsung saja download kumpulan buku Guru dan Siswa Kurikulum Merdeka di bawah ini

Kelas 1

Kelas 4


Diambil dari: Nana Sudjana. 2006. Standar Mutu Pengawas. Jakarta: Depdiknas)

A. Tugas Pokok Pengawas Sekolah/Satuan Pendidikan

Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada tiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni:

  1. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah,
  2. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta pengembangannya,
  3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah.

Mengacu pada SK Menpan nomor 118 tahun 1996 tentang jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya, Keputusan bersama Mendikbud nomor 03420/O/1996 dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 38 tahun 1996 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional pengawas serta Keputusan Mendikbud nomor 020/U/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya, dapat dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah yang meliputi:

  1. Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA.
  2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Tugas pokok yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan manajerial sedangkan tugas pokok yang kedua merujuk pada supervisi atau pengawasan akademik. Pengawasan manajerial pada dasarnya memberikan pembinaan, penilaian dan bantuan/bimbingan mulai dari rencana program, proses, sampai dengan hasil. Bimbingan dan bantuan diberikan kepada kepala sekolah dan seluruh staf sekolah dalam pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan pendidikan di sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah. Pengawasan akademik berkaitan dengan membina dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil belajar siswa.

Sedangkan wewenang yang diberikan kepada pengawas sekolah meliputi: (1) memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik profesi, (2) menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lainnya yang diawasi beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, (3) menentukan atau mengusulkan program pembinaan serta melakukan pembinaan. Wewenang tersebut menyiratkan adanya otonomi pengawas untuk menentukan langkah dan strategi dalam menentukan prosedur kerja kepengawasan. Namun demikian pengawas perlu berkolaborasi dengan kepala sekolah dan guru agar dalam melaksanakan tugasnya sejalan dengan arah pengembangan sekolah yang telah ditetapkan kepala sekolah.

Berdasarkan kedua tugas pokok di atas maka kegiatan yang dilakukan oleh pengawas antara lain:

  1. Menyusun program kerja kepengawasan untuk setiap semester dan setiap tahunnya pada sekolah yang dibinanya.
  2. Melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisis data hasil belajar/bimbingan siswa dan kemampuan guru.
  3. Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan, proses pembelajaran/bimbingan, lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap perkembangan hasil belajar/bimbing­an siswa.
  4. Melaksanakan analisis komprehensif hasil analisis berbagai faktor sumber daya pendidikan sebagai bahan untuk melakukan inovasi sekolah.
  5. Memberikan arahan, bantuan dan bimbingan kepada guru tentang proses pembelajaran/bimbingan yang bermutu untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar/ bimbing­an siswa.
  6. Melaksanakan penilaian dan monitoring penyelenggaran pendidikan di sekolah binaannya mulai dari penerimaan siswa baru, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan ujian sampai kepada pelepasan lulusan/pemberian ijazah.
  7. Menyusun laporan hasil pengawasan di sekolah binaannya dan melaporkannya kepada Dinas Pendidikan, Komite Sekolah dan stakeholder lainnya.
  8. Melaksanakan penilaian hasil pengawasan seluruh sekolah sebagai bahan kajian untuk menetapkan program kepengawasan semester berikutnya.
  9. Memberikan bahan penilaian kepada sekolah dalam rangka akreditasi sekolah.
  10. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pihak sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sekolah berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas maka tugas pengawas mencakup: (1) inspecting (mensupervisi), (2) advising (memberi advis atau nasehat), (3) monitoring (memantau), (4) reporting (membuat laporan), (5) coordinating (mengkoordinir) dan (6) performing leadership dalam arti memimpin dalam melaksanakan kelima tugas pokok tersebut (Ofsted, 2003).

Tugas pokok inspecting (mensupervisi) meliputi tugas mensupervisi kinerja kepala sekolah, kinerja guru, kinerja staf sekolah, pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran, pelaksanaan pembelajaran, ketersediaan dan pemanfaatan sumberdaya, manajemen sekolah, dan aspek lainnya seperti: keputusan moral, pendidikan moral, kerjasama dengan masyarakat.

Tugas pokok advising (memberi advis/nasehat) meliputi advis mengenai sekolah sebagai sistem, memberi advis kepada guru tentang pembelajaran yang efektif, memberi advis kepada kepala sekolah dalam mengelola pendidikan, memberi advis kepada tim kerja dan staf sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah, memberi advis kepada orang tua siswa dan komite sekolah terutama dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan.

Tugas pokok monitoring/pemantauan meliputi tugas: memantau penjaminan/ standard mutu pendidikan, memantau penerimaan siswa baru, memantau proses dan hasil belajar siswa, memantau pelaksanaan ujian, memantau rapat guru dan staf sekolah, memantau hubungan sekolah dengan masyarakat, memantau data statistik kemajuan sekolah, memantau program-program pengembangan sekolah.

Tugas pokok reporting meliputi tugas: melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Propinsi dan/atau Nasional, melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke masyarakat publik, melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke sekolah binaannya.

Tugas pokok coordinating meliputi tugas: mengkoordinir sumber-sumber daya sekolah baik sumber daya manusia, material, financial dll, mengkoordinir kegiatan antar sekolah, mengkoordinir kegiatan preservice dan in service training bagi Kepala Sekolah, guru dan staf sekolah lainnya, mengkoordinir personil stakeholder yang lain, mengkoordinir pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah.

Tugas pokok performing leadership/memimpin meliputi tugas: memimpin pengembangan kualitas SDM di sekolah binaannya, memimpin pengembangan inovasi sekolah, partisipasi dalam memimpin kegiatan manajerial pendidikan di Diknas yang bersangkutan, partisipasi pada perencanaan pendidikan di kabupaten/kota, partisipasi pada seleksi calon kepala sekolah/calon pengawas, partisipasi dalam akreditasi sekolah, partisipasi dalam merekruit personal untuk proyek atau program-program khusus pengembangan mutu sekolah, partisipasi dalam mengelola konflik di sekolah dengan win-win solution dan partisipasi dalam menangani pengaduan baik dari internal sekolah maupun dari masyarakat. Itu semua dilakukan guna mewujudkan kelima tugas pokok di atas.

Berdasarkan uraian tugas-tugas pengawas sebagaimana dikemukakan di atas, maka pengawas satuan pendidikan banyak berperan sebagai: (1) penilai, (2) peneliti, (3) pengembang, (4) pelopor/inovator, (5) motivator, (6) konsultan, dan (7) kolaborator dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah binaannya. Dikaitkan dengan tugas pokok pengawas sebagai pengawas atau supervisor akademik yaitu tugas pokok supervisor yang lebih menekankan pada aspek teknis pendidikan dan pembelajaran, dan supervisor manajerial yaitu tugas pokok supervisor yang lebih menekankan pada aspek manajemen sekolah dapat dimatrikkan dalam tabel berikut ini.

 

 


















Tabel 1. Matrik Tugas Pokok Pengawas

Rincian Tugas

Pengawasan Akademik
(Teknis Pendidikan/ Pembelajaran)

Pengawasan Manajerial
(Administrasi dan Manajemen Sekolah)

Inspecting/
Pengawasan

  • Pelaksanaan kurikulum mata pelajaran
  • Proses pembelajaran/ praktikum/ studi lapangan
  • Kegiatan ekstra kurikuler
  • Penggunaan media, alat bantu dan sumber belajar
  • Kemajuan belajar siswa
    Lingkungan belajar
  • Pelaksanaan kurikulum sekolah
  • Penyelenggaraan administrasi sekolah
  • Kinerja kepala sekolah dan staf sekolah
  • Kemajuan pelaksanaan pendidikan di sekolah
  • Kerjasama sekolah dengan masyarakat

Advising/
Menasehati

  • Menasehati guru dalam pembelajaran/bimbingan yang efektif
  • Guru dalam meningkatkan kompetensi professional
  • Guru dalam melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar
  • Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas
  • Guru dalam meningkatkan kompetensi pribadi, sosial dan pedagogik
  • Kepala sekolah di dalam mengelola pendidikan
  • Kepala sekolah dalam melaksanakan inovasi pendidikan
  • Kepala sekolah dalam peningkatan kemampuan professional kepala sekolah
  • Menasehati staf sekolah dalam melaksanakan tugas administrasi sekolah
  • Kepala sekolah dan staf dalam kesejahteraan sekolah

Monitoring/
Memantau

  • Ketahanan pembelajaran
  • Pelaksanaan ujian mata pelajaran
  • Standar mutu hasil belajar siswa
  • Pengembangan profesi guru
  • Pengadaan dan pemanfaatan sumber-sumber belajar
  • Penyelenggaraan kurikulum
  • Administrasi sekolah
  • Manajemen sekolah
  • Kemajuan sekolah
  • Pengembangan SDM sekolah
  • Penyelenggaraan ujian sekolah
  • Penyelenggaraan penerimaan siswa baru

Coordinating/
mengkoordinir

  • Pelaksanaan inovasi pembelajaran
  • Pengadaan sumber-sumber belajar
  • Kegiatan peningkatan kemampuan profesi guru
  • Mengkoordinir peningkatan mutu
  • SDM sekolah
  • Penyelenggaraan inovasi di sekolah
  • Mengkoordinir akreditasi sekolah
  • Mengkoordinir kegiatan sumber daya pendidikan

Reporting

  • Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran
  • Kemajuan belajar siswa
  • Pelaksanaan tugas kepengawasan akademik
  • Kinerja kepala sekolah
  • Kinerja staf sekolah
  • Standar mutu pendidikan
  • Inovasi pendidikan

B. Fungsi Pengawas Sekolah

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, pengawas sekolah melaksanakan fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial.

Supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah.

Sasaran supervisi akademik antara lain membantu guru dalam: (1) merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau bimbing­­an, (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbing­an, (3) menilai proses dan hasil pembelajaran/ bimbingan, (4) me­manfaat­kan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pem­belajaran/bimbingan, (5) memberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus menerus pada peserta didik, (6) melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, (7) memberikan bimbingan belajar pada peserta didik, (8) menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, (9) mengembangkan dan me­manfaat­kan alat Bantu dan media pembelajaran dan atau bimbingan, (10) memanfaatkan sumber-sumber belajar, (11) me­ngembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi, teknik, model, pendekatan dll.) yang tepat dan berdaya guna, (12) melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pem­belajaran/bimbingan, dan (13) mengembangkan inovasi pem­belajar­an/bimbingan.

Dalam melaksanakan fungsi supervisi akademik seperti di atas, pengawas hendaknya berperan sebagai:

  1. Mitra guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dan bimbingan di sekolah binaannya
  2. Inovator dan pelopor dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dan bimbingan di sekolah binaannya
  3. Konsultan pendidikan di sekolah binaannya
  4. Konselor bagi kepala sekolah, guru dan seluruh staf sekolah
  5. Motivator untuk meningkatkan kinerja semua staf sekolah

Supervisi manajerial adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup: (1) pe­rencanaan, (2) koordinasi, (3) pelaksanaan, (3) penilaian, (5) pengembangan kompetensi SDM kependidikan dan sumberdaya lainnya. Sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan staf sekolah lainnya dalam mengelola administrasi pendidikan seperti: (1) administrasi kurikulum, (2) administrasi keuangan, (3) administrasi sarana prasarana/perlengkapan, (4) administrasi personal atau ketenagaan, (5) administrasi kesiswaan, (6) administrasi hubungan sekolah dan masyarakat, (7) administrasi budaya dan lingkungan sekolah, serta (8) aspek-aspek administrasi lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas hendaknya berperan sebagai:

  1. Kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembang­an manajemen sekolah,
  2. Asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekolah binaannya
  3. Pusat informasi pengembangan mutu pendidikan di sekolah binaannya
  4. Evaluator/judgement terhadap pemaknaan hasil pengawasan

C. Kewenangan dan Hak Pengawas Sekolah

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas sekolah/satuan pendidikan, setiap pengawas memiliki kewenangan dan hak-hak yang melekat pada jabatannya. Beberapa kewenangan yang ada pada pengawas adalah kewenangan untuk:

  1. Bersama pihak sekolah yang dibinanya, menentukan program peningkatan mutu pendidikan di sekolah binaannya.
  2. Menyusun program kerja/agenda kerja kepengawasan pada sekolah binaannya dan membicarakannya dengan kepala sekolah yang bersangkutan,
  3. Menentukan metode kerja untuk pencapaian hasil optimal berdasarkan program kerja yang telah disusun.
  4. Menetapkan kinerja sekolah, kepala sekolah dan guru serta tenaga kependidikan guna peningkatan kualitas diri dan layanan pengawas.

Hak yang seharusnya diperoleh pengawas sekolah yang profesional adalah :

  1. Menerima gaji sebagai pegawai negeri sipil sesuai dengan pangkat dan golongannya,
  2. Memperoleh tunjangan fungsional sesuai dengan jabatan pengawas yang dimilikinya,
  3. Memperoleh biaya operasional/rutin untuk melaksanakan tugas-tugas kepengawasan seperti; transportasi, akomodasi dan biaya untuk kegiatan kepengawasan.
  4. Memperoleh tunjangan profesi pengawas setelah memiliki sertifikasi pengawas.
  5. Menerima subsidi dan insentif untuk menunjang pelaksanaan tugas dan pengembangan profesi pengawas.
  6. Memperoleh tunjangan khusus bagi pengawas yang bertugas di daerah terpencil, rawan kerusuhan dan atau daerah bencana alam.

Ide Pokok, Kalimat Utama dan Kalimat Pendukung

Sebelum memulai jauh mari kita ingat tentang “ide pokok.” Ide pokok adalah ide atau gagasan yang dapat menjadi pokok pengembangan paragraf. Ide pokok biasanya terdapat pada kalimat utama. Ide pokok juga memiliki nama lain yaitu gagasan utama atau gagasan pokok.

Sementara  itu kalimat utama adalah kalimat yang mengandung inti bahasan dalam sebuah paragraf. Kalimat utama digunakan untuk membangun atau merangkai seluruh isi paragraf. Kalimat utama juga ditopang oleh kalimat penjelas. Fungsi kalimat penjelas adalah menjelaskan kalimat utama dalam tiap paragraf.

Coba perhatikan contoh singkat untuk membedakan kalimat utama, ide pokok atau gagasan pokok.

Bayu pergi ke Pasar Minggu di hari Sabtu. Bayu membeli buah-buahan dan sayur-sayuran yang telah ia rencanakan. Di sana Bayu bertemu dengan dengan Pak Budi yang merupakan tetangganya. Setelah membeli semua yang ia catat, Bayu langsung bergegas pulang.

Coba kalian lihat dengan seksama. Kalimat utama pada paragraf tersebut adalah “Bayu pergi ke Pasar Minggu di hari Sabtu.” Mengapa demikian, karena kalimat selanjutnya menjelaskan aktivitas Bayu di pasar, dari mulai apa yang ia beli sampai dengan siapa ia bertemu.

Nah, selain itu kalimat utama seringkali berada di awal paragraf. Jadi jika kalian ingin mencari kalimat utama yang paling pertama musti kalian lalukan adalah cermati kalimat pertama pada paragraf pertama, lalu perhatiakan kalimat ke dua, apakah kalimat kedua merupakan penjelasan dari kalimat pertama. Jika iya, maka dapat dipastikan kalimat pertama tersebut adalah kalimat utama pada paragraf.

Karena sangat jarang teks-teks cerita di Indonesia meletakan kalimat utama di tengah atau diawal paragraf, walaupun ada namun sedikit. Jika kalian sudah menemukan kalimat utama pada sebuah paragraf maka kalimat lain adalah kalimat pendukung atau kalimat penjelas.

Lalu bagaimana untuk menentukan atau mencari ide pokok, caranya tak jauh beda dengan menentukan kalimat utama. Kalian hanya perlu meringkat kalimat utama tersebut. Jika kalimat utama paragraf tersebut adalah “Bayu pergi ke Pasar Minggu di hari Sabtu.” Maka ide pokonya adalah “Bayu pergi ke pasar”

Yang perlu di ingat adalah Ide pokok selalu lebih ringkas dari kalimat utama. !!!

MARI KITA PRAKTIKKAN ILMU BARU KITA. PERHATIKAN TEKS BACAAN BERIKUT !!!

Ringkasan Materi Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 Kelas 6 SD

Bagaimana Jagung Berkembang Biak?

Jagung merupakan salah satu tanaman yang dijadikan bahan makanan pokok di berbagai,  negara, salah satunya di Indonesia. Di Indonesia, penduduk Pulau Madura menjadikan jagung sebagai makanan pokoknya. Jagung merupakan salah satu tanaman penghasil karbohidrat yang sangat diperlukan oleh tubuh.

Seorang petani jagung, memulai pembiakan tanamannya dengan menanam biji jagung. Setelah tiga sampai empat hari bakal tanaman akan muncul di permukaan tanah. Tanaman jagung akan terus tumbuh  menjadi besar. Tiga hingga tiga setengah bulan, buah jagung dapat dipanen oleh petani. Buah jagung yang berbentuk seperti tongkol pada mulanya berupa sekuntum bunga.   Bunga jagung memiliki helai-helai rambut halus pada bagian ujungnya. Pada helai rambut tersebut terdapat tepung sari. Tepung sari akan terbang terbawa angin ketika angin bertiup. Tepung sari yang terbawa angin, sebagian akan jatuh di kepala putik yang terletak di bagian bawah bunga pada pohon jagung yang lain. Ketika itulah terjadi pembuahan.

Ringkasan Materi Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 Kelas 6 SD


 Setelah terjadi pembuahan, bunga jagung tersebut terus berkembang hingga menjadi buah jagung. Perkembangan itulah yang dapat diamati dari waktu ke waktu. Buah jagung akan siap dipanen ketika rambut jagung sudah berwarna kecokelatan dan bagian tongkolnya sudah mengering. Apabila buah jagung tersebut dikupas akan memperlihatkan biji jagung yang kekuningan. Bagian yang dimakan oleh manusia adalah biji jagung.  Supaya jagung selalu tersedia sebagai bahan makanan manusia, maka petani jagung harus menanam kembali sebagian biji jagung dari hasil panen. Biji jagung yang tua dapat ditanam kembali. Dari sinilah akan dimulai lagi perkembangbiakan jagung.
TEKS DIKARANG OLEH NUNIK


Silahkan tentukan kalimat utama pada masing-masing paragraph, dan dari kalimat umat silahkan tentukan ide pokok nya. Silahkan kirim ke guru kalian!

Perkembang biakan generatif pada tumbuhan

Selanjutnya kita akan belajar tentang perkembang biakan pada tumbuhan.
Pada tubuhan terdapat dua jenis perkembang biakan yaitu vegetatif dan generatif. Kita akan fokus pada perkembang biakan generatif.
Ringkasan Materi Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 Kelas 6 SD


1.    Perkembangbiakan generatif atau perkembang biakan secara kawin terjadi  dengan melalui proses penyerbukan dan pembuahan.
2.    Perkembangbiakan generatif  tumbuhan dimulai dengan penyerbukan, yaitu melekatnya atau jatuhnya serbuk sari ke kepala putik.
3.    Setelah terjadi penyerbukan, pada serbuk sari tumbuh buluh serbuk sari yang menuju ke ruang bakal biji. Kemudian serbuk sari akan masuk ke ruang bakal biji melalui buluh serbuk sari.
4.    Di dalam ruang bakal biji terjadi pembuahan, yaitu peleburan serbuk sari (sel kelamin jantan atau spermatozoid) dengan kepala putik (sel kelamin betina atau sel telur).
5.    Hasil dari pembuahan adalah zigot.
6.    Zigot berkembang menjadi lembaga, lembaga berkembang menjadi bakal biji, bakal biji berkembang menjadi biji dan bakal buah, kemudian bakal buah berkembang menjadi daging buah.
7.    Lembaga yang berada di dalam biji merupakan calon tumbuhan baru.
8.    Tumbuhan yang berkembang biak secara generatif antara lain: padi, mangga, durian, dan jambu.

Bunga yang indah itu selain berfungsi menjadi alat perkembang biakan pada beberapa tumbuhan. Bunga dapat juga menjadi hiasan, kesenian dan symbol-simbol negara.
ASEAN, yaitu persatuan negara-negara se-Asia Tenggara. Berikut adalah ke-10 negara ASEAN.

Ringkasan Materi Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 Kelas 6 SD

ASEAN Menjawab Kebutuhan Hidup Bertetangga

Kamu pasti pernah merasakan nyamannya hidup bertetangga. Hal ini terasa saat semua keluarga saling mendukung, saling membantu, dan  bekerja sama. Kenyamanan dalam bertetangga perlu diwujudkan karena tiap keluarga memiliki kepentingan yang sama.

Hal itu juga yang mendasari terbentuknya ASEAN. ASEAN adalah sebuah organisasi internasional yang beranggotakan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara ini bersatu karena adanya persamaan letak geografis dan kemiripan budaya. Kepentingan yang sama dalam memajukan pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, serta menjaga keamanan kawasan menjadi dasar pertimbangan para tokoh-tokoh dunia pendiri ASEAN.

Pada 8 Agustus tahun 1967 ASEAN berdiri atas dasar Deklarasi Bangkok. Saat itu, tokoh-tokoh dari lima negara yang terlibat dalam diskusi  menjadi pencetus dan pendiri organisasi ini.
Lima negara yang menjadi anggota pertama ASEAN di tahun 1967 adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina. Para utusan dari kelima negara tersebut, yang sekaligus merupakan tokoh-tokoh pendiri ASEAN, adalah Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), Thanat Khoman (Thailand), S. Rajaratnam (Singapura), dan Narciso Ramos (Filipina).

ASEAN harus dapat memberikan manfaat bagi semua anggotanya. Untuk itu, berbagai kerja sama dikembangkan untuk memajukan kesejahteraan semua anggotanya. Kerja sama di bidang ekonomi, sosial, budaya, serta politik dikembangkan demi kemajuan semua anggota. Manfaat yang dirasakan oleh anggota-anggota ASEAN, membuat semakin banyak negara yang kemudian bergabung dengan organisasi ini. Saat ini ada sepuluh negara yang menjadi anggota ASEAN. Berdasarkan urutan waktu bergabungnya, negara anggota ASEAN tersebut adalah:

 1. lima negara pendiri, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, yang bergabung pada tanggal 8 Agustus 1967
2. Brunei Darussalam, bergabung pada tanggal 7 Januari 1984
3. Vietnam, bergabung pada tanggal 28 Juli 1995
4. Laos dan Myanmar, bergabung pada tanggal 23 Juli 1997
5. Kamboja, bergabung pada tanggal 30 April 1999
sumber : buku paket tematik K13


TENTANG ASEAN


Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat ASEAN

Brunei Darussalam

Ringkasan Materi Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 Kelas 6 SD

Kampung Ayer adalah desa terapung di Brunei Darussalam.  Tahun 1400 Kampung Ayer sempat menjadi pusat pemerintahan. Saat ini banyak penduduknya yang memiliki perahu pribadi dan disimpan di bawah rumah apung mereka.

 Budaya Brunei banyak dipengaruhi oleh ajaran Islam. Mayoritas penduduknya adalah orang Melayu. Kata “Brunei” berasal dari kata “Nah Baru” yang diucapkan oleh Awang Alak Betatar, penemu negara ini. Kata “Darussalam” berarti “Tempat yang Damai” atau “Rumah Keamanan”. Dalam percakapan, menunjuk dengan jari telunjuk dianggap kasar. Secara tradisional, orang Brunei tidak berjabat tangan dengan lawan jenis. Melepaskan sepatu adalah kebiasaan umum orang Brunei sebelum memasuki rumah orang lain.

Malaysia

Ringkasan Materi Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 Kelas 6 SD


Patung Dewa Murungga di Malaysia merupakan patung berukuran 42.7 meter. Patung ini terletak di Batu Caves, gua yang merupakan salah satu kuil Hindu di luar India yang paling populer, yang didedikasikan untuk Dewa Murungga.

Malaysia memiliki kota yang bernama George Town, yaitu kota yang terdaftar dalam UNESCO World Heritage.  Kota ini terletak di Pulau Penang.  George Town adalah kota yang memiliki ragam jenis budaya. Banyak gedung peninggalan masa Eropa dan bangunan bernuansa Melayu Tionghoa. Tiga kaum utama di Malaysia adalah Melayu, Cina, dan India.  Musik tradisionalnya banyak dipengaruhi oleh budaya Cina, Islam, India, dan Indonesia.  Makanan khasnya adalah nasi lemak.

Filipina

Ringkasan Materi Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 Kelas 6 SD

Budaya Filipina merupakan hasil perpaduan antara budaya barat dan timur. Kehidupan budayanya dipengaruhi oleh budaya Melayu, Cina, dan Spanyol. 

Bahasa Filipina adalah bahasa Nasional dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk urusan perdagangan atau pergaulan. Ada delapan dialek utama yang digunakan oleh masyarakat Filipina, yaitu Tagalog, Cebuano, Ilocano, Hiligaynon atau Ilonggo, Bicol, Waray, Pampango, dan Pangasinense.

‘Po’ dan ‘opo’ adalah sebutan orang Filipina terhadap orang yang lebih tua.  Mereka  memanggilnya dengan menggunakan kata-kata seperti “Kuya”, “Ate”, “Manong” atau “Manang” yang menunjukkan rasa penghormatan. Jabat tangan adalah bentuk salam yang paling sering dijumpai di Filipina.
Tarian Tinikling merupakan tarian masyarakat Filipina. Tarian ini menceritakan tentang burung Tinikling yang berjalan melompat menghindari perangkap bambu petani padi. 

Kamboja


Ringkasan Materi Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 Kelas 6 SD
Banyak candi di Kamboja terbuat dari batu. Dewa-dewa dari agama Hindu dan Buddha terukir pada tembok.

Tari Apsara lahir pada 2.000 tahun lalu. Relief tarian banyak ditemukan di bangunanbangunan keagamaan di Kamboja.

 Orang Khmer mengenakan syal kotakkotak yang disebut Krama. Pria dan wanita Khmer mengenakan bandul Buddha pada kalungnya. Tujuannya adalah untuk menjaga dari roh jahat dan membawa keberuntungan. Makanan terkenal Kamboja adalah chha yang berarti tumisan.

Myanmar

Ringkasan Materi Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 Kelas 6 SD

Myanmar disebut sebagai negara seribu Pagoda. Hal ini disebabkan karena sangat mudah menemukan kuil-kuil suci Buddha. Mayoritas penduduk Myanmar adalah keturunan Tibet. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Birma.

Pakaian tradisional Myanmar yang disebut Longyi mirip sarung Indonesia, namun kain ini membelit bagian tubuh mereka mulai dari perut hingga betis. Longyi yang berbahan kain katun bukan saja dikenakan pria dewasa, namun juga anakanak dan wanita.

Vietnam

Ringkasan Materi Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 Kelas 6 SD

Permainan ‘Menangkap Jangkrik dengan Mata Tertutup’ adalah permainan tradisional anak Vietnam.  Anak yang berada di tengah lingkaran matanya ditutup kain. Menangkap salah satu teman dan menebak namanya.

Vietnam terkenal dengan baju khasnya yang disebut Ao Dai. Topi caping pun banyak ditemui di sana. Orang Vietnam gemar duduk di dingklik, yaitu kursi yang sangat pendek. Bukan hanya untuk makan, bahkan untuk mengobrol pun mereka senang duduk di atas dingklik. Mayoritas orang Vietnam memiliki nama keluarga Nguyen. Hal ini disebabkan karena Dinasti Nguyen berkuasa mulai 1803-1945 dan merupakan dinasti terakhir di Vietnam.

 Laos

Ringkasan Materi Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 Kelas 6 SD

Nama Laos berhubungan dengan penemunya, yaitu Ai Lao. Orang Laos terkenal kesabaran dan kesederhanaannya. Hal ini terkait dengan ajaran agama Buddha yang banyak dianut masyarakatnya.
Olahraga tradisional di Laos adalah Kataw, seperti  olahraga bola voli, namun menggunakan kaki untuk menangkap dan memukul bola. Bola terbuat dari anyaman bambu.

 Tahun baru Laos disebut Bun Pi Mai. Semua penduduk membersihkan rumah, mengenakan pakaian baru, dan mencuci patung-patung Buddha. Makanan utama bangsa Laos adalah nasi atau beras ketan yang dimakan dengan tangan langsung. Orang Laos menyebut dirinya ”luk khao niaow”, yang artinya “anak turun nasi ketan”.

Upacara sakral pemberian sedekah, atau dikenal dengan Sai Bat merupakan upacara di Laos. Para biksu membawa bakul kecil mengitari sebagian kecil kota untuk menerima sedekah dari penduduk setempat yang mayoritas beragama Buddha.

Singapura

Ringkasan Materi Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 Kelas 6 SD

Singapura memiliki lambang negara, yaitu Merlion. Merlion adalah patung berkepala singa dan berbadan ikan. Menurut mitos, Singapura dahulunya adalah kampung ikan.

 Kampung ini bernama Temasek yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya lautan. Singapura berasal dari kata Sansekerta yang berarti kota Singa.

Penduduk Singapura berasal dari Cina, Melayu, India, dan Eropa. ‘Kaum Baba’ adalah sebutan bagi keturunan Cina-Melayu. Singapura memiliki empat bahasa resmi, yaitu Melayu, Mandarin, Inggris, dan Tamil. Masyarakat Singapura memiliki budaya jalan kaki.

Sekitar 80 persen masyarakatnya memilih untuk berjalan kaki ke mana-mana.  Hal ini disebabkan harga kendaraan, yaitu mobil dan bahan bakar sangat mahal. Kepiting cabai adalah makanan yang sangat digemari masyarakat Singapura.

Thailand
Ringkasan Materi Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 Kelas 6 SD


Thailand adalah satu-satunya negara di ASEAN yang tidak pernah dijajah bangsa Eropa. Thailand dalam bahasa Thai adalah Prathet Thai, yang artinya “Tanah Kebebasan”. Sejak tahun 1800-an, Thailand berubah nama, antara lain Siam (dari bahasa Sansekerta yang artinya gelap atau cokelat) dan Thailand.

Ramakien adalah cerita nasional Thailand yang memengaruhi kehidupan masyarakatnya. Di Thailand, Kepala adalah bagian tubuh yang paling dihormati.  Tidak ada orang yang akan berani menyentuh kepala, bahkan kepala anak-anak. Sebaliknya, bagian kaki dianggap bagian yang paling hina karena dipakai sebagai alat untuk menapak di tanah. Oleh sebab itu, kaki tidak boleh dihadapkan ke patung suci atau orang lain.

Indonesia dan Thailand memiliki tradisi minum teh. Di beberapa daerah di Indonesia, kebiasaan minum teh dilakukan secara turun temurun. Salah satunya adalah teh yang diseduh di poci. Oleh sebab itu, teh tersebut dinamakan dengan teh poci.

 Di Thailand, teh disajikan dengan susu dan rempah-rempah. Teh tersebut dinamakan Thai Ice Tea dan disajikan dingin.
 

RANGKUMAN MATERI KELAS 6 TEMA 1 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 2 | NILAI-NILAI SILA PANCASILA

RANGKUMAN MATERI TEMA 1 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 2 | NILAI-NILAI PANCASILA

NILAI-NILAI PADA SILA PERTAMA DAN SILA KEDUA PANCASILA

Pancasila berasal dari dua kata bahasa sansekerta Panca artinya lima, dan Sila artinya dasar. Jadi Pancasila adalah lima dasar.

Pancasila juga memiliki fungsi yaitu ;

  •        Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
  •        Pancasila sebagai kepribadian bangsa
  •        Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
  •        Pancasila sebagai perjanjian luhur
  •        Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa
  •        Pancasila sebagai satu-satunya asa kehidupan berbangsa dan bernegara
  •        Pancasila sebagai moral pembangunan

Dalam tiap sila pada Pancasila memiliki nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Nilai-nilai Pancasila ini mencerminkan tingkah laku bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Nilai itu dapat terlihat langsung dalam sila-sila Pancasila.

Sila pertama Pancasila - Ketuhanan Yang Maha Esa


RANGKUMAN MATERI TEMA 1 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 2 | NILAI-NILAI PANCASILA


Sila pertama berlambangkan bintang emas berlatar belakang hitam. Hal ini menggambarkan bahwa bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Warna bintang emas juga bermakna Tuhan Yang Maha Esa menjadi sumber cahaya yang menerangi Negara Indonesia.

Nilai-nilai yang terkandung pada Sila Pertama ini adalah

  •          Percaya ada keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, menjalankan perintahnya dan menjauhi segala yang dilarang -Nya
  •          Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  •          Kerukuan antara Umat beragama
  •          Saling menghormati antara pemeluk agama lain
  •          Memiliki toleransi antara Umat Beragama
  •          Tidak memaksakan kehendak dan keinginan kepada Umat beragama
  •          Tidak mencemooh, mengejek atau merendahkan kepercayaan orang lain.

Sebagai warga negara yang baik kita harus melaksanakan apa yang terkandung pada nilai-nilai yang terkadung pada sila pertama Pancasila.

Sila kedua Pancasila – Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


RANGKUMAN MATERI TEMA 1 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 2 | NILAI-NILAI PANCASILA



Sila ini berlambangkan rantai emas. Sila ini juga merupakan asas kemanusiaan pada Pancasila. Jika kalian perhatikan dengan seksama maka kalian akan melihat mata rantai yang berbeda yaitu ada yang persegi ada yang lingkaran. Yang menyimbolkan laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama sebagai warga negara. Hal ini juga melambangkan keberagaman yang ada di Indonesia.

Rantai itu digambarkan tak pernah putus antara satu dengan yang lainnya. Hal itu melambangkan hubungan yang erat antara setiap masyarakat Indonesia. Walaupun saling berbeda mereka tetap Bersatu dan saling tolong-menolong.

Nilai-nilai yang terkadung pada sila kedua ini adalah

  •          Semua masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama di mata hukum, agama, masyarakat dan lainnya.
  •          Tidak ada perbedaan ras, suku, dan lainnya antara semua masyarakat Indonesia
  •          Mengutamakan sikap tenggang rasa dan tolong menolong
  •          Nilai kemanusiaan harus dijunjung tinggi
  •          Saling menghargai pendapat antara satu dengan yang lainnya.

Sila kedua ini sangat penting untuk menjadi landasan dalam kehidupan kita sehari. Karena Indonesia memiliki keragaman suku bangsa Indonesia cukup tinggi. Maka kita harus saling menghormati, semua rakyat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata hukum.

Perkembangbiakan Vegetatif pada tumbuhan Materi Kelas 6 SD T1 ST1 PB3


Perkembangbikan Vegetatif Kelas 6 SD| Materi T1ST1PB3

Perkembanganbiakan vegetatif pada tumbuhan adalah perkembangbiakan yang dilakukan tanpa melalui proses perkawinan (penyerbukan). Makhluk hidup baru atau tumbuhan muncul langsung dari tumbuhan induk.

Tumbuhan induk ini adalah tumbuhan asal dari tumbuhan baru tersebut. Artinya tumbuhan tersebut tidak memerlukan tumbuhan lainnya untuk berkembangbiak. Tumbuhan tersebut melakukan proses perkembangbiakan dengan mandiri.

Beberapa cara perkembangbiakan vegetatif antara lain dengan melalui tunas, stolon atau geragih, umbi, dan spora. Tentu beberapa dari kalian sudah familiar dengan kata tunas dan umbi. Namun apa saja contoh dari tumbuhan-tumbuhan yang berkembang biak dengan cara vegetatif tersebut.

Nah, beberapa contoh tumbuhan melakukan proses perkembangbiakan dengan cara vegetatif antara lain :

Tunas



Perkembangbikan Vegetatif Kelas 6 SD| Materi T1ST1PB3
Tunas adalah bagian tumbuhan baru yang muncul dari bagian tumbuh induk (tumbuhan asal). Beberapa contoh tumbuhan yang menggunakan tunas diantaranya. Pisang, kelapa, nanas, bambu dan masih banyak yang lainnya.


Stolon atau geragih



Perkembangbikan Vegetatif Kelas 6 SD| Materi T1ST1PB3
Stolon atau geragih adalah batang yang tumbuh menyamping dan pada bantang tumbuh mata tunas baru yang berfungsi untuk tempat hidup makhluk baru sejenisnya. Beberapa contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan proses stolon atau geragih antara lain rumput teki, stroberi.

Umbi

Perkembangbikan Vegetatif Kelas 6 SD| Materi T1ST1PB3

Perkembangbiakan dengan cara umbi terdiri dari dua jenis yaitu, umbil lapis dan umbi batang, meskipun pembagian jenis umbi terdiri dari tiga jenis yaitu umbi akar, umbi batang dan umbi lapis. Namun dalam katagori perkembangbiakan hanya dua yang dapat meregenerasi menjadi tumbuhan baru yaitu umbi batang dan umbi lapis.

-          Umbi batang

Perkembangbikan Vegetatif Kelas 6 SD| Materi T1ST1PB3

Umbi batang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah dan berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan berbentuk umbi. Jika sebuah umbi batang ditanam , maka dari umbi tersebut muncul tunas untuk membentuk tumbuhan baru.

Beberapa tumbuhan yang berkembang biak dengan menggunakan umbil batang adalah, singkong, kentang, ketela

-          Umbi lapis

Perkembangbikan Vegetatif Kelas 6 SD| Materi T1ST1PB3

Umbi lapis adalah daun yang berlapis-lapis tebal sehingga membentuk seperti batang. Umi lapis memiliki fungsi yang sama seperti umbi lainnya yaitu menyimpan cadangan makanan. Pada bagian dasar tumbuh berakar serabut.

Diantara umbi lapis tersebut terdapat bakal tunas. Jika umbi lapis tersebut ditanam maka bakal tunas akan menjadi tunas. Dan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh tumbuhan umbi lapis adalah jenis bawang-bawangan.

Spora

Perkembangbikan Vegetatif Kelas 6 SD| Materi T1ST1PB3

Spora adalah sel yang mempunyai fungsi sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan paku, lumut dan jamur.