CARA MEMBUAT SOAL BERSTANDAR NASIONAL 
 

Penilaian hasil belajar dilakukan untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan siswa, memonitor perkembangan belajar siswa, menilai ketercapaian kurikulum, memberi nilai siswa dan menentukan efektivitas pembelajaran baik aspek pengetahuan maupun aspek keterampilan. Untuk tujuan-tujuan tersebut dapat digunakan berbagai bentuk dan instrumen penilaian. Penilaian dapat dilakukan secara lisan, tertulis, praktik maupun penugasan seperti projek. Instrumen penilaian yang berkualitas merupakan faktor penting dalam pelaksanaan penilaian. Oleh karena itu, kemampuaan guru dalam mengembangkan instrumen penilaian perlu terus menerus ditingkatkan agar informasi yang diperoleh dari hasil penilaian dapat dipertanggungjawabkan. Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pengembangan instrumen penilaian, Pusat Penilaian Pendidikan menyusun panduan pengembangan instrumen penilaian khususnya untuk Ujian Sekolah Berstandar Nasional. Seperti telah diketahui sejak tahun pelajaran 2016/2017, ujian satuan pendidikan pada beberapa mata pelajaran ditingkatkan menjadi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) pada jenjang SMP/SMA/SMK sederajat, sedangkan pada jenjang SD/MI USBN baru diterapkan pada tahun pelajaran 2017/2018. Penyusunan soal USBN berdasarkan kisi-kisi yang ditetapkan BSNP. Pada beberapa mata pelajaran, 20% - 25% soal USBN berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan 75% - 80% soal disusun oleh pendidik yang selanjutnya dikonsolidasikan di KKG/MGMP. Panduan ini berisi teknik penyusunan indikator soal, penyusunan soal tes tertulis dan penyusunan soal tes praktik. Karena saat ini bentuk soal USBN pada tes tertulis terdiri atas pilihan ganda dan uraian, fokus panduan ini adalah pada penyusunan kedua bentuk soal tersebut, meskipun terdapat berbagai bentuk soal tertulis lainnya.  beberapa langkah yang perlu ditempuh untuk memperoleh soal USBN yang berkualitas sebagai berikut.

1. Penyusunan indikator soal

Indikator soal merupakan jabaran lingkup materi dan level kognitif dari kisi-kisi USBN, sebagai pedoman bagi penulisan atau perakitan soal.

2. Penulisan soal

Soal ditulis oleh guru mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan berdasarkan indikator soal yang disusun oleh KKG/MGMP. Penulisan soal termasuk pedoman penskoran untuk soal uraian dan tes praktik.

3. Penelaahan Soal

Penelaahan soal dilakukan secara kualitatif berdasarkan kaidah penulisan soal oleh penelaah soal, dilakukan oleh KKG/MGMP. Hasil telaah soal diklasifikasikan menjadi soal baik, soal kurang baik, dan soal ditolak. Soal baik langsung diterima/dapat digunakan, soal kurang baik perlu diperbaiki, dan soal yang ditolak dikembalikan ke penulis atau tidak digunakan.

4. Perakitan soal

Soal-soal baik selanjutnya dirakit menjadi beberapa paket soal untuk digunakan dalam ujian. Pada perakitan, dilakukan penggabungan antara soal dari Kementrian dan soal yang ditulis oleh pendidik. Perakitan dapat dilakukan di satuan pendidikan atau KKG/MGMP.

Panduan selengkapnya silahkan download disini :
https://drive.google.com/open?id=1uj3n5QQRiJKvKYNhC4QNOvRw-ZWQMJTl


Selamat Datang para pengunjung Blog samagustiadi.blogspot.com
Kali ini saya akan membagikan kisi-kisi,contoh soal, dan kunci jawaban untuk seleksi OSN tingkat kecamatan (gugus)

contoh coal :



  1. vitamin yang manfaatnya membantu proses pembekuan darah,jika terjadi luka adalah vitamin…
a.       Vitamin A                                                                    c.  Vitamin B
b.      Vitamin K                                                                    d. vitamin C
  1. Contoh jenis tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di dalam batang adalah…………
a.       Padi                                                                               c. jagung
b.      Sagu                                                                              d. singkong
  1. Pemanis alami yaitu gula berasal dari tanaman, kecuali ....
a.       Pohon enau                                                               c. tebu
b.      jagung                                                                          d. kedelai
  1. Bunglon beradaptasi dengan cara ………
a.       Mimikri                                                                        c. ekolokasi
b.      Autotomi                                                                    d. otonomi
  1. Duri pada batang mawar berfungsi untuk ....
a.       melindungi dari musuh                                        c. mengikat serangga
b.      mengurangi penguapan                                       d. membawa oksigen ke batang dan akar
  1. Berikut adalah sifat yang menonjol dari bahan plastik, kecuali ….....
a.       Kedap  air                                                                    c.  mudah terbakar
b.      elastis                                                                           d. kuat
  1. Contoh perubahan fisika pada benda yaitu ....
a.       es membeku                                                             c. besi berkarat
b.      kayu terbakar                                                            d. kedelai menjadi tempe
  1. Berikut adalah cara pembuatan magnet, kecuali…....
a.       Digosok                                                                        c. induksi magnetik
b.      dialiri listrik                                                               d. dipanaskan
  1. Berikut merupakan kerugian adanya gaya gesek, kecuali ....
a.       gerak benda jadi terhambat                               c. mengikis permukaan benda
b.      memperbesar pengeluaran energi                  d. menahan benda agar tidak tergelincir
  1. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung adalah ....
a.       semu, tegak, diperkecil                                        c. semu, terbalik, diperkecil
b.      nyata, tegak, diperbesar                                      d. nyata, terbalik, diperbesar


selengkapnya silahkan download disini :
https://drive.google.com/open?id=1Fy1n1VkhhAsXBVp0RqXAgNnz5q7Q-axE


PENGERTIAN PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS) DAN
LANGKAH – LANGKAH MELAKSANAKAN PTK
a.      Pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research (CAR), yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Classroom action research diawali dari istilah action research. 
Untuk mempermudah memahami pengertian PTK maka berikut akan diuraikan pengertian tiga unsur atau konsep yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas yakni :
1.      Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.
2.      Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitass proses belajar mengajar.
3.      Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.


Beberapa pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut para ahli yakni Menurut David Hopkins, PTK mengandung pengertian bahwa PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang :
1)      Praktik-praktik kependidikan mereka;
2)      Pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut dan
3)      SITUASI dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Menurut Rapoport dan Hopkins, pengertian penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama..
Menurut Hopkins, “PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan – tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.
Menurut Kemmis dan MC. Taggart yaitu :  “PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.”
Menurut Rochman Natawijaya,   “PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.”
Menurut pendapat Suyanto  “PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan – tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.”
Menurut PGSM pengertian “PTK adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan – tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.
Menurut Kasihani PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan - kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari – hari.
Selanjutnya I.G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit; Noehi Nasution merumuskan pengertian penelitian tindakan kelas sebagai berikut : “penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.”
b.      Langkah – Langkah PTK
Melaksanakan PTK, memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, agar hasil yang diperoleh dari PTK yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Menurut Zainal Aqib dkk, merumuskan langkah – langkah PTK sebagai berikut :
1.      Tahap 1 : Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga dasar, yakni :
-         Identifikasi masalah
-         Merumuskan masalah
-         Pemecahan masalah
2.      Tahap 2 : Acting (pelaksanaan)
3.      Tahap 3 : Observation (pengamatan)
4.      Tahap 4 : Refleksi
5.      Tambahan : Siklus – siklus dalam PTK
---------------------------------------------------------------------------------------------------
1.      Tahap perencanaan
Langkah pertama pelaksanaan PTK adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga dasar, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Pada masing-masing kegiatan, terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap perencanaan.
1).    Identifikasi Masalah
Langkah pertama dalam menyusun rencana PTK adalah melakukan identifikasi permasalahan. Identifikasi ini mirip seperti diagnosis yang dilakukan oleh dokter kepada pasiennya. Jika diagnosisnya tepat, maka obat yang diberikan pasti mujarab. Sebaliknya, jika diagnosisnya salah, maka resep obatnya pasti juga tidak tepat sasaran. Demikian pula dalam PTK, identifikasi yang tepat akan mengarahkan pada hasil penelitian, sehingga dapat bermanfaat bagi peningkatan hasil belajar siswa. Sebaliknya, identifikasi masalah yang keliru hanya akan membuat penelitian menjadi sia-sia, disamping memboroskan waktu dan biaya. Identifikasi masalah menjadi titik tolok bagi perencanaan PTK yang lebih matang. Sebab, tidak semua masalah belajar siswa dapat diselesaikan dengan PTK, sebagaimana tidak semua penyakit dapat disembuhkan dengan resep dokter spesialis tertentu. Hanya masalah-masalah tertentu yang dapat diatasi dengan PTK, sebagaimana penyakit tertentu yang hanya bisa sembuh dengan resep tertentu pula. Empat langkah yang dapat dilakukan agar identifikasi masalah mengenai sasaran.
a.       Masalah Harus Rill, masalah yang diangkat adalah masalah yang dapat dilihat, dirasakan, dan didengar secara langsung oleh guru.
b.      Masalah Harus Problematik
Banyak masalah di sekolah, tetapi, tidak semua masalah layak diangkat dalam PTK. Hanya permasalahan yang problematiklah yang layak diangkat dalam PTK. Permasalahan yang bersifat problematik adalah permasalahan yang bisa dipecahkan oleh guru, mendapat dukungan literatur yang memadai, dan ada kewenangan untuk mengatasinya secara penuh.
c.       Manfaatnya Jelas
Hasil penelitian harus bermanfaat secara jelas. Tentu, hal ini berkaitan erat dengan kemampuan dalam mengidentifikasi atau mendiagnosis masalah. Hasil PTK harus dapat dirasakan, bagaikan obat yang menyembuhkan. Untuk mendapatkan manfaat PTK yang maksimal, harus menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut dibiarkan? Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut berhasil diatasi? Dan, tujuan pendidikan mana yang akan gagal jika masalah tersebut tidak teratasi? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menuntun para pelaku PTK untuk dapat menemukan hasil atau “obat” yang mujarab.
d.      Masalah Harus Fleksibel
Masalah yang hendak diteliti harus bisa diatasi dengan mempertimbangkan kemampuan peneliti, waktu, biaya, tenaga, sarana prasarana, dan lain sebagainya. Jadi, tidak setiap masalah yang riil, problematik, dan bermanfaat secara jelas dapat diatasi dengan PTK.
2).    Analisis Penyebab Masalah dan Merumuskannya
Langkah kedua dalam merencanakan PTK adalah menganalisis berbagai kemungkinan penyebab munculnya permasalahan yang diangkat. Jadi, setelah menemukan masalah yang rill, problematik, bermanfaat, dan fleksibel, maka masalah tersebut harus ditemukan akar penyebabnya. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menemukan penyebab masalah. Beberapa di antaranya adalah dengan menyebar angket ke siswa, mewawancarai siswa, observasi langsung, dan lain sebagainya. Di samping itu, peneliti juga bisa melakukan wawancara dengan siswa dan observasi langsung. Kemudian, semua data dari segala sumber tersebut dikumpulkan dan dianalisis secara kolaboratif sehingga penyebab utama munculnya masalah dapat ditemukan.
Akar masalah tersebut harus digali sedalam-dalamnya sehingga ditemukan akar masalah yang benar-benar menjadi penyebab utama terjadinya masalah. Akar masalah inilah yang nantinya akan menjadi tolok ukur tindakan. Dengan menemukan akar masalah, maka sama halnya dengan si peneliti telah menemukan separuh dari solusi masalah. Sebab, solusi masalah sebenarnya merupakan kebalikan dari akar masalah.
3).    Ide untuk Memecahkan Masalah
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa akar masalah menjadi tumpuan bagi rencana tindakan untuk mengatasi masalah. Rencana tindakan sebagai langkah mengatasi masalah inilah yang disebut dengan ide orisinal peneliti. Tetapi, sebelum memutuskan tindakan apa yang akan dikenakan kepada siswa, peneliti harus mengembangkan banyak alternatif sebagai pengayaan tindakan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah peneliti harus mempunyai dukungan teori atau referensi rujukan atas tindakan yang akan dikenakan kepada siswa. Sebab, PTK adalah kegiatan ilmiah sehingga tanpa adanya dukungan teori yang memadai, sebaik apa pun tindakan guru, maka hal itu tidak akan dianggap sebagai perilaku ilmiah. Setelah identifikasi masalah, menemukan akar masalah, merumuskan masalah, dan menemukan alternatif tindakan sebagai solusi masalah, maka peneliti dapat membuat judul penelitian.
2.      Tahap Acting(Pelaksanaan)
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat disinkronkan dengan maksud semula.
3.      Tahap Observation(Pengamatan)
Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Prof. Supardi menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrumen pengumpulan data (angket/wawancara/observasi, dan lain-lain).
Jika PTK dilakukan secara kolaboratif, maka pengamatan harus dilakukan oleh kolaborator, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Walaupun demikian, antara tindakan (dilakukan oleh guru) dan pengamatan (dilakukan oleh kolaborator), keduanya harus berlangsung dalam satu waktu dan satu tempat atau kelas. Inilah sebabnya, mengapa Suharsimi mengatakan kurang tepat jika pengamatan disebut sebagai tahap ketiga. Sebab, antara tahap kedua dan tahap ketiga itu berlangsung secara bersamaan. Walaupun demikian, tidak ada salahnya kita menyebut “pengamatan” sebagai tahap ketiga dalam PTK. Hanya saja, sebutan ini hanya untuk membedakan antara tindakan dan pengamatan, bukan menunjukkan suatu urutan.
Ketika guru sedang melakukan tindakan di kelas, secara otomatis seluruh perhatiannya terpusat pada reaksi siswa dan tindakan selanjutnya yang akan diterapkan. Atas dasar ini, tidak mungkin guru mengamati tindakannya sendiri. Di sinilah diperlukan seorang pengamat yang siap merekam setiap peristiwa berkaitan dengan tindakan guru. Sambil merekam peristiwa yang terjadi, pengamat sebaiknya juga membuat catatan-catatan kecil agar memudahkan dalam menganalisis data.
4.      Tahap Refleksi
Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi (reflecting). Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi juga sering disebut dengan istilah "memantul.” Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya ke cermin, sehingga tampak jelas penglihatannya, baik kelemahan dan kekurangannya.
Jika penelitian dilakukan secara individu, maka kegiatan refleksi lebih tepat disebut sebagai evaluasi diri. Evaluasi diri adalah kegiatan untuk melakukan introspeksi terhadap diri sendiri. Ia harus jujur terhadap dirinya sendiri dalam mengakui kelemahan dan kelebihannya. Dalam hal ini, guru dan peneliti juga harus mengakui sisi-sisi mana yang telah sesuai dan sisi mana harus diperbaiki. Refleksi atau evaluasi diri baru bisa dilakukan ketika pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan. Refleksi akan lebih efektif jika antara guru yang melakukan tindakan berhadapan langsung atau diskusi dengan pengamat atau kolabolator. Tetapi, jika PTK dilakukan secara sendirian, maka refleksi yang paling efektif adalah berdialog dengan diri sendiri untuk mengetahui sisi-sisi pembelajaran yang harus dipertahankan dan sisi-sisi lain yang harus diperbaiki.
5.      Tambahan: Siklus-Siklus dalam PTK
Siklus adalah putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga pada evaluasi. Dalam hal ini, yang dimaksud siklus-siklus dalam PTK adalah satu putaran penuh tahapan-tahapan dalam PTK, sebagaimana disebutkan di atas. Jadi, satu siklus adalah kegiatan penelitian yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Jika dalam PTK terdapat lebih dari satu siklus, maka siklus kedua dan seterusnya merupakan putaran ulang dari tahapan sebelumnya. Hanya saja, antara siklus pertama, kedua, dan selanjutnya selalu mengalami perbaikan setahap demi setahap. Jadi, antara siklus yang satu dengan yang lain tidak akan pernah sama, meskipun melalui tahap-tahap yang sama.
Setiap akhir refleksi selalu menjadi babak baru bagi siklus berikutnya. Artinya, guru dan pengamat harus selalu diskusi setiap akhir refleksi untuk merencanakan tindakan baru atau memasuki siklus kedua. Dengan proses atau tahapan yang sama, guru dapat melanjutkan ke siklus-siklus berikutnya, jika memang sampai pada siklus tertentu ia belum merasa puas atau belum berhasil mendongkrak prestasi belajar siswa. Demikian seterusnya, sehingga semakin banyak siklus yang dilalui, semakin baik hasil yang diperoleh. Hasilnya adalah, kepuasan guru dan kepuasan siswa atas prestasi belajarnya.
Sumber :   http://belajarpsikologi.com/proposal-penelitian-tindakan-kelas/

CARA MEMBUAT PTK

       Profesi guru adalah kunci dalam kualitas pendidikan di Indonesia. Guru adalah tokoh sentral dalam ekosistem pendidikan, sehingga guru menjadi fokus utama pembenahan manajemen pendidikan nasional. Guru adalah kunci dalam membangun ekosistem pendidikan yang sehat, terutama melalui perannya dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, guru harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikannasiona dan guru harus meningkatkan kompetensinya agar menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas.
      Salah satu upaya dari sekian banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru adalah dengan memotivasi guru agar dapat menghasilkan sebuah karya. Karya tersebut dapat berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK yang dilakukan oleh guru sangat penting dan bermanfaat tidak hanya kepada guru yang bersangkutan, tetapi juga bermanfaat bagi sekolah, orang tua, masyarakat, dunia industri dan dunia usaha, organisasi profesi, dinas pendidikan, dan kementerian pendidikan.  Kebermanfaatan PTK tersebut sangat penting adalam kontek ekosistem pendidikan
dimana PTK dapat menjadi sumber informasi dan inspirasi dalam basis kebijakan yang dapat menjadi bukti evidence.   
 

silahkan download disini :
https://drive.google.com/open?id=1v1BjmcA2AFO7MLQxQvTk2e3damAhWzq5

no image
Materi Membaca Permulaan
Membaca adalah suatu proses interaksi memahami lambang bahasa melalui berbagai strategi untuk memahami makna dariyang tertulis, melibatkan aktivitas visual,berfikir,psikolinguistik ( linguistik artinya bahasa jadi psikolingistika adalahilmu yang mempelajari faktor-faktor psikologis dan neurobiologis yang memungkinkan manusia mendapatkan, menggunakan, dan memahami bahasa),dan metakognitif (Metakognitif adalah kemampuan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif. Meta kognitif mengendalikan enam tingkatan aspek kognitif yang didefinisikan oleh Benjamin Bloom dalam taksonomi Bloom yang terdiri dari tahap ingatan, pemahaman, terapan, analisis dan sintetis dan evaluasi)


Metode dalam membaca permulaan :

1. Metode Bunyi

    Ciri Khusus metode bunyi adalah

    1. Disuarakan,berbicara,dan mendengarkan.

    2. Memulai dengan pengenalan huruf vokal (A,I,U,E,O)

    3. Mengenal Suku Kata dengan merangkai beberapa huruf yang sudah di kenalnya

    Contoh :

       i - n - i                                                         b - u   k - u
       i - (en) n – i   ni       ini              ===>         (beh) b – u  bu (keh)k–u  ku        buku
       ini                                                                buku
                                                ini buku


2. Metode Eja Abjad

    1. Pengenalan huruf dari a sampai z

    2. Selanjutnya mengenal suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat

    Contoh :

      i – n – i                                                         n – i   n – a
      i – ni                                                             ni – na
            ini                                                            nina
                                               ini nina


3. Metode Kupas rangkai Suku Kata

    1. Pengenalan suku kata, dari suku kata menjadi kata selanjutnya kata menjadi kalimat sederhana

    2. Pengintegrasian kegiatan perangkaian dan mengupas suku kata

    Contoh :

    i – ni                                    bu – ku                                       bu – di
       ini                                       buku                                         budi
                                             ini buku budi
       ini                                       buku                                          budi
   i – ni                                     bu – ku                                       bu – di

  Ciri khususnya adalah ada pengupasan suku kata setelah menjadi kalimat



4. Metode Kata Lembaga

     1. menyajikan sebuah kata yang tidak asing ==> menganalisis/ menguraikan menjadi suku kata ==> suku kata menjadi huruf

     2. Selanjutnya dari huruf disintesis menjadi suku kata ==> suku kata menjadi kata ==> kata di rangkai menjadi kalimat sederhana

     jadi intinya pola metode kata lembaga kebalikan dari metode kupas rangkai suku kata

kalau metode kata lembaga mulai dari kata=>suku kata=>huruf=>suku kata=>kata=>kalimat sederhana

     Contoh :

     Ini                                                   mina
     i – ni                                               mi  –   na

     i – n – i                                              m – i   n – a

     i – ni                                               mi  –   na    

      ini                                                      mina
                              ini mina


5. Metode Global  

    1. Di sajikan kalimat yang utuh=> diuraikan menjadi kata =>Suku kata =>menjadi huruf

    2. tidak disertai dengan proses sintesis artinya tidak dirangkai kembali               


            ini boneka lani                                 =======> kalimat
            ini     boneka    lani                          =======> kata
            i-ni    bo-ne-ka   la-ni                       =======> suku kata
            i-n-i   b-o-n-e-ka   l-a-n-i                 =======> huruf


6. Metode SAS ( tructural, Analytic, Syntatic )

 

Menuryut (Supriyadi, 1996: 334-335) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Metode SAS menurut (Djuzak,1996:8) adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa. Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti (Subana). Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-lagkah dengan urutan sebagai berikut:
a. Struktur yaitu menampilkan keseluruhan.
b. Analitik yatu melakukan proses penguraian.
c. Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula

Dalam pembelajaran menulis, metode metode yang dipandang paling cocok dengan jiwa anak adalah metode SAS. Menurut Supriyadi dkk. (l992) alasan mengapa metode SAS dipandang paling baik antara lain :
1.    Metode ini menganut prisip ilmu bahasa umum, bahwa bentuk bahasa terkecil adalah kalimat
2.    Memperhitungkan perkembangan pengalaman bahasa anak
3.    Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri.

Dalam penerapan metode SAS, guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
(a)    Guru menuliskan sebuah kalimat sederhana, membacanya, siswa menyalinnya.
(b)    Kalimat itu diuraikan ke dalam bentuk kata-kata. Setelah dibaca siswa menyalin kata-kata itu seperti yang dilakukan guru.
(c)    Kata-kata dalam kalimat itu diuraikan lagi atas suku-sukunya. Setelah dibaca, siswa menyalin suku kata-suku kata itu seperti yang dilakukan guru.
(d)    Suku kata itu pun diuraikan lagi atas huruf-hurufnya. Siswa menyalin seperti yang dilakukan guru.

Setelah guru memberikan penjelasan lebih lanjut, huruf-huruf itu dirangkaikan kembali menjadi suku kata, kata, dan kalimat untuk kemudian siswa menyalinnya seperti yang dilakukan guru.
no image
Selamat Datang para pengunjung Blog samagustiadi.blogspot.com
Kali ini saya akan membagikan:
BERKAS PENGAJUAN KENAIKAN PANGKAT TAHUN 2017. Setiap CPNS dan PNS pasti sangat ingin untuk dinaikkan pangkat dan golongannya karena semakin meningkat pangkat golongan maka semakin besar pula gaji serta tunjangan yang akan didapatkannya disetiap bulannya. Bukan hanya itu saja kenaikan pangkat juga dibutuhkan dikala sudah beranjak ke masa Pensiunan. 
Semakin tinggi pangkat atau golongannya maka semain besar pula dia akan mendapatkan gaji setiap bulannya pada masa pensiun.  Untuk pengajuan kenaikan pangkat, memang tidak lah mudah karerna ada banyak berkas yang perlu dipersiapkan, diantaranya yaitu sebagai berikut :
A. Daftar Usulan Penetapatn Angka Kredit meliputi :
1. Lampiran I Daftar usul/Dupak (DOWNLOAD)
2. Lampiran II Surat pernyataan melaksanakan tugas pembelajaran/bimbingan tertentu (DOWNLOAD)
3. Lampiran III Surat pernyataan melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan
    (DOWNLOAD)
4. Lampiran IV Surat pernyataan melakukan kegiaatan penunjang tugas guru
    (DOWNLOA)
 B. Dokumen Kepegawaian meliputi :
1. FC sah KARPEG
2. FC sah NIP baru
3. FC sah SK CPNS
4. FC sah SK Pangkat Terakhir
5. FC sah PAK Terakhir
6. FC sah PAK Inpasing
7. FC Ijazah pengangkatan pertama dan baru serta transkipnya (dilegalisir)
8. FC sah Ijin Belajar dan Penggunaan gelar (dilegalisir BKD)
9. FC NUPTK
10. FC Sertifikasi Pendidikan
11. FC sak SKP 2 Tahun Terakhir (dilegalisir Ka. UPTD) (DOWNLOAD)
12. FC sah SK Mutasi (bagi yang pindah tugas)
13. FC sah SK pangkat terakhir Kepsek/atasan langsung (dilegalisir Ka. UPTD)
14. FC KP Jabatan (bagi perubahan Gol. II,III/b, dan III/d)
C. Bukti fisik melakukan tugas pembelajaran / bimbingan tugas tertentu meliputi :
1. FC SK Pembagian tugas guru dalam Pembelajaran Tahun Pelajaran ....../..... (DOWNLOAD)
2. Laporan dan Evaluasi Penilaian Kinerja Guru Tahun ....../...... (DOWNLOAD)
D. Bukti Fisik melakukan kegiatan Pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi :
1. Laporan Pengembangan Diri (DOWNLOAD)
2. Laporan Melaksanakan Publikasi Ilmiah (bagi yang melaksanakannya) (DOWNLOAD)
3. Laporan Melaksanakan Karya Inovasi (bagi yang melaksanakannya) (DOWNLOAD)
E. Bukti Fisik Melakukan Kegiatan Penunjang Tugas Guru meliputi :
1. Surat Tugas /SK
2. Sertifikasi atau Ijazah
 
Sumber : http://www.sangpencariilmu.com/2017/03/berkas-pengajuan-kenaikan-pangkat-tahun.html
no image
Selamat Datang para pengunjung Blog samagustiadi.blogspot.com

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai ke­mampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kom­ petensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, an­tara lain penilaian praktek, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai de­ngan karakteristik KD pada KI-4.

Berikut ini adalah uraian singkat mengenai teknik-teknik penilaian keterampilan tersebut

a. Penilaian Praktek


Penilaian praktek adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dengan demi­kian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktek adalah kualitas proses menger­jakan/melakukan suatu tugas.

Penilaian praktek bertujuan untuk menilai kemampuan peserta didik mende­monstrasikan keterampilannya dalam melakukan suatu kegiatan. Penilaian praktek lebih otentik dari pada penilaian paper and pencil karena bentuk-ben­tuk tugasnya lebih mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam praktek kehidupan sehari-hari.

Contoh penilaian praktek adalah membaca karya sastra, membacakan pidato (reading aloud dalam mata pelajaran bahasa Inggris), menggunakan peralatan laboratorium sesuai keperluan, memainkan alat musik, bermain bola, bermain tenis, berenang, menyanyi, menari, dan sebagainya.

b. Penilaian Produk


Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi pro­ses maupun hasil akhir. Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas suatu produk yang dihasilkan.

Penilaian produk bertujuan untuk
  • menilai keterampilan peserta didik da­lam membuat produk tertentu sehubungan dengan pencapaian tujuan pem­belajaran di kelas;
  • menilai penguasaan keterampilan sebagai syarat untuk mempelajari keterampilan berikutnya; dan menilai kemampuan peserta didik dalam bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain dan menunjukkan inovasi dan kreasi.

Contoh penilaian produk adalah membuat kerajinan, membuat karya sastra, membuat laporan percobaan, menciptakan tarian, membuat lukisan, meng­aransemen musik, membuat naskah drama, dan sebagainya.

c. Penilaian Proyek


Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan pe­serta didik dalam mempraktekkan pengetahuannya melalui penyelesaian su­atu proyek­ dalam periode / waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk menilai satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran. Instrumen tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pe­ngumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan.

Penilaian proyek bertujuan untuk mengembangkan dan memonitor keteram­pilan peserta didik dalam merencanakan, menyelidiki dan menganalisis pro­jek. Dalam konteks ini peserta didik dapat menunjukkan pengalaman dan pe­ngetahuan mereka tentang suatu topik, memformulasikan pertanyaan dan menyelidiki topik tersebut melalui bacaan, wisata dan wawancara. Kegiatan mereka kemudian dapat digunakan untuk menilai kemampuannya dalam be­kerja sendiri atau kelompok. Produk suatu proyek dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam mengomunikasikan temuan-temuan mereka dengan bentuk yang tepat, misalnya presentasi hasil melalui visua dis­play atau laporan tertulis.

Contoh penilaian proyek adalah melakukan investigasi terhadap jenis keane­karagaman hayati Indonesia, membuat makanan dan minuman dari buah segar, membuat gerak tari berdasarkan level dan pola latih sesuai iringan, mencipta rangkaian gerak senam berirama, dan sebagainya.

d. Penilaian Portofolio


Penilaian portofolio merupakan teknik lain untuk melakukan penilaian terha­ dap aspek keterampilan. Tujuan utama dilakukannya portofolio adalah untuk menentukan hasil karya dan proses bagaimana hasil karya tersebut diperoleh sebagai salah satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian belajar peserta didik, yaitu mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan. Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik.